Close Menu
Subanginfo.id
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

dr. Maxi Tetap buka Praktik, Lihat Jadwalnya

28 Oktober 2025

Peringatan Sumpah Pemuda ke-97: Bupati Kang Rey Ajak Pemuda Subang Terus Bergerak dan Kobarkan Semangat Persatuan

28 Oktober 2025

DPRD Jabar Dukung Program Gubernur Dedi Mulyadi Revitalisasi Lapangan Olahraga di Desa

28 Oktober 2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Subanginfo.idSubanginfo.id
Selasa, Oktober 28
Facebook Instagram TikTok
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
Subanginfo.id
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
Home»Nasional»97 WNI Kabur dari Perusahaan Penipuan Online di Kamboja, KBRI Phnom Penh Turun Tangan Beri Bantuan
Nasional

97 WNI Kabur dari Perusahaan Penipuan Online di Kamboja, KBRI Phnom Penh Turun Tangan Beri Bantuan

RedaksiBy Redaksi20 Oktober 2025Tidak ada komentar5 Mins Read
WhatsApp Facebook Copy Link Telegram Email Tumblr Threads
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email WhatsApp Copy Link

Subang Info – Kasus dugaan tindak perdagangan orang (TPPO) kembali mencuat setelah 97 warga negara Indonesia (WNI)dilaporkan melarikan diri dari sebuah perusahaan penipuan online di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja. Peristiwa ini menarik perhatian publik setelah rekaman video penyelamatan dan kericuhan tersebar luas di media sosial, memperlihatkan sejumlah WNI yang berusaha keluar dari lokasi tempat mereka diduga disekap.

Peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi di Kamboja, namun jumlah korban kali ini cukup besar. Menurut laporan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, ada 97 WNI yang terlibat dalam upaya pelarian tersebut. Dari jumlah itu, 86 orang diamankan oleh kepolisian setempat, sementara 11 lainnya mendapatkan perawatan medis di rumah sakit akibat luka dan kelelahan setelah melarikan diri.

Table of Contents

Toggle
  • Kronologi Pelarian dan Penanganan Awal
  • Dugaan Eksploitasi dan Kekerasan
  • Modus Baru Penipuan Online di Asia Tenggara
  • Respons Pemerintah Indonesia
  • KBRI Pastikan Perlindungan dan Pemulangan
  • Dampak Sosial dan Upaya Pencegahan
      • Author: Redaksi

Kronologi Pelarian dan Penanganan Awal

Berdasarkan informasi yang diterima KBRI, insiden itu terjadi pada 17 Oktober 2025. Para WNI dikabarkan bekerja di sebuah perusahaan yang ternyata menjalankan operasi penipuan daring (online scam). Mereka diduga dipaksa bekerja melakukan penipuan digital dengan target korban dari berbagai negara, menggunakan sistem kerja yang menyerupai perbudakan modern.

Setelah menerima laporan adanya penangkapan puluhan WNI oleh otoritas setempat, KBRI Phnom Penh langsung bergerak cepat. Mereka berkoordinasi dengan kepolisian di Provinsi Kandal untuk memastikan kondisi para WNI yang diamankan. Dalam pernyataannya pada Minggu (19/10), pihak KBRI menegaskan bahwa fokus utama mereka adalah menjamin keselamatan dan hak-hak dasar para korban.

Tim KBRI yang mendatangi lokasi penahanan membawa berbagai bantuan darurat, antara lain makanan siap saji, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, serta kebutuhan khusus bagi perempuan. Bantuan ini diberikan untuk memastikan kondisi kesehatan para WNI tetap terjaga selama proses pemeriksaan berlangsung.

Dugaan Eksploitasi dan Kekerasan

Dalam penyelidikan awal, kepolisian Kamboja menemukan indikasi adanya kekerasan dan eksploitasi terhadap para pekerja, termasuk WNI. Empat orang WNI bahkan ikut ditahan karena diduga terlibat dalam aksi kekerasan saat upaya pelarian terjadi. Namun, otoritas masih mendalami peran mereka, apakah sebagai pelaku atau korban yang terpaksa bertindak demi menyelamatkan diri.

Berdasarkan informasi dari otoritas Provinsi Kandal, para WNI tersebut akan dipindahkan ke fasilitas penahanan imigrasi di Phnom Penh untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah proses hukum dan administrasi selesai, mereka direncanakan akan dideportasi kembali ke Indonesia. KBRI menegaskan bahwa proses tersebut akan dikawal secara ketat agar hak-hak hukum para WNI tetap terlindungi.

“KBRI Phnom Penh akan terus memantau dan memastikan seluruh WNI mendapatkan perlakuan yang adil serta akses terhadap kebutuhan dasar mereka,” tulis KBRI dalam keterangan resminya.

Modus Baru Penipuan Online di Asia Tenggara

Kasus serupa sebenarnya sudah sering terjadi di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir. Modusnya, para korban dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri, seperti di Kamboja, Laos, atau Myanmar. Namun setelah tiba di lokasi, mereka justru dipaksa bekerja di pusat-pusat kejahatan siber atau “cyber scam compound”, melakukan penipuan daring dengan target korban dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Para korban biasanya diminta untuk membujuk calon korban melalui media sosial atau aplikasi kencan, kemudian diarahkan melakukan investasi palsu atau judi online. Jika menolak, mereka diancam, disiksa, bahkan dijual ke perusahaan scam lain.

Dalam kasus di Kamboja kali ini, sejumlah korban mengaku sempat mengalami penyekapan dan kekerasan fisik. Beberapa di antaranya berhasil melarikan diri dengan bantuan warga sekitar sebelum akhirnya diamankan oleh polisi.

Respons Pemerintah Indonesia

Menanggapi kejadian ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menyatakan telah berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh untuk memastikan pemulangan para korban. Pemerintah juga akan meningkatkan pengawasan terhadap perekrutan tenaga kerja ilegal yang kerap menjadi pintu masuk perdagangan manusia.

Pihak Kemlu juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran kerja di luar negeri yang menjanjikan gaji besar tanpa proses resmi. Banyak perekrut yang ternyata merupakan bagian dari jaringan kriminal internasional yang menjerat pekerja ke dalam praktik penipuan daring.

Selain itu, Kemlu dan Kemenaker berencana memperkuat pengawasan terhadap agen tenaga kerja (PJTKI) dan memperluas edukasi publik mengenai bahaya lowongan kerja palsu di media sosial. Pemerintah juga berencana bekerja sama dengan pihak berwenang di Kamboja untuk membongkar jaringan perekrut yang membawa WNI ke negara tersebut.

KBRI Pastikan Perlindungan dan Pemulangan

KBRI Phnom Penh memastikan semua WNI yang kini berada di bawah pengawasan pihak imigrasi akan mendapatkan pendampingan hukum dan kesehatan. Mereka juga akan membantu proses verifikasi identitas serta bekerja sama dengan otoritas lokal untuk mempercepat proses deportasi.

KBRI menegaskan, setiap WNI yang menjadi korban akan mendapatkan perlindungan maksimal sesuai hukum internasional dan Konvensi PBB tentang Perdagangan Orang (UNTOC). “Kami terus memastikan hak-hak mereka tidak diabaikan, termasuk akses terhadap layanan kesehatan, makanan, dan komunikasi dengan keluarga di Indonesia,” kata perwakilan KBRI dalam keterangan resminya.

Sementara itu, bagi empat WNI yang ditahan atas dugaan keterlibatan dalam kekerasan, KBRI juga memberikan bantuan hukum dan memastikan proses pemeriksaan dilakukan secara transparan.

Dampak Sosial dan Upaya Pencegahan

Kasus 97 WNI di Kamboja ini menambah daftar panjang korban eksploitasi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Pemerhati isu migrasi menilai, kurangnya literasi digital dan ekonomi masyarakat membuat mereka rentan menjadi sasaran sindikat perekrutan ilegal.

Pemerintah diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan kasus setelah terjadi, tetapi juga memperkuat sistem perlindungan pra-keberangkatan. Edukasi tentang bahaya lowongan kerja palsu, kerja sama antarnegara, serta penindakan tegas terhadap jaringan perekrut di dalam negeri perlu terus ditingkatkan.

Selain itu, banyak pihak juga mendesak agar dilakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke negara-negara dengan risiko tinggi, seperti Kamboja dan Myanmar, sampai ada jaminan keselamatan yang memadai bagi pekerja migran Indonesia.

Kasus pelarian 97 WNI dari perusahaan penipuan online di Kamboja menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kejadian ini menunjukkan bahwa jaringan perdagangan orang dan penipuan siber internasional masih aktif dan terus mencari korban baru, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

KBRI Phnom Penh telah mengambil langkah cepat untuk memberikan perlindungan dan memastikan pemulangan para korban. Namun, pencegahan di tingkat hulu tetap menjadi kunci. Edukasi publik, kerja sama antarnegara, dan penegakan hukum yang tegas terhadap sindikat perekrut di Indonesia harus menjadi prioritas.

Pemerintah berharap, dengan penanganan yang cepat dan koordinasi lintas lembaga, para korban dapat segera dipulangkan dengan selamat dan mendapatkan rehabilitasi yang mereka butuhkan. Sementara itu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap tawaran kerja luar negeri yang mencurigakan agar tragedi serupa tidak kembali terulang.

Redaksi
Author: Redaksi

Redaksi Subang Info

Kamboja
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Redaksi
  • Website

Redaksi Subang Info

Related Posts

Mobil Pick Up Tertimpa Pohon di Ciater, Dua Orang Tewas Akibat Angin Kencang

22 Oktober 2025

Dahana Menuju 59 Tahun: “Unite to Ignite” Jadi Semangat Eksportir Global Bahan Peledak Nasional

22 Oktober 2025

SCW 2025 Sukses! Kang Akur: Kreativitas Lokal Subang Adalah Kekuatan Besar yang Menggerakkan Ekonomi

19 Oktober 2025

Tiga Isu Krusial Subang Dibahas di DPD RI: Kang Akur Harap Dukungan DOB Subang Utara dan Kesiapan Pilkades

16 Oktober 2025

Konektivitas Kawasan Industri Diperkuat! Kang Rey Pimpin Rapat Dukungan Pembangunan Simpang Susun Tol Cipali KM 115

15 Oktober 2025

Lahir dari Rahim Pertahanan, PT Dahana Sambut Pusdiklat Jemenhan Pererat Jejaring Strategis

15 Oktober 2025
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Don't Miss
Kesehatan

dr. Maxi Tetap buka Praktik, Lihat Jadwalnya

28 Oktober 2025

Subang – Sosok dokter dermawan asal Kabupaten Subang, dr. Maxi, S.H., M.H.Kes., memastikan dirinya tetap…

Peringatan Sumpah Pemuda ke-97: Bupati Kang Rey Ajak Pemuda Subang Terus Bergerak dan Kobarkan Semangat Persatuan

28 Oktober 2025

DPRD Jabar Dukung Program Gubernur Dedi Mulyadi Revitalisasi Lapangan Olahraga di Desa

28 Oktober 2025

Ketua Komisi II DPRD Jabar Dorong Penguatan Lembaga Keuangan untuk Nelayan Cirebon dan Indramayu

28 Oktober 2025
Our Picks
Stay In Touch
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram
  • YouTube
  • Vimeo

Subscribe to Updates

Facebook Instagram TikTok
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman media
© 2025 subanginfo.id

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.