Close Menu
Subanginfo.id
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

dr. Maxi Tetap buka Praktik, Lihat Jadwalnya

28 Oktober 2025

Peringatan Sumpah Pemuda ke-97: Bupati Kang Rey Ajak Pemuda Subang Terus Bergerak dan Kobarkan Semangat Persatuan

28 Oktober 2025

DPRD Jabar Dukung Program Gubernur Dedi Mulyadi Revitalisasi Lapangan Olahraga di Desa

28 Oktober 2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Subanginfo.idSubanginfo.id
Selasa, Oktober 28
Facebook Instagram TikTok
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
Subanginfo.id
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Berita
  • Subang
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
Home»Politik»Efisiensi Besar‑besaran di DPRD Provinsi Jawa Barat Menyusul Pemangkasan Dana TKD Rp 2,458 Triliun
Politik

Efisiensi Besar‑besaran di DPRD Provinsi Jawa Barat Menyusul Pemangkasan Dana TKD Rp 2,458 Triliun

RedaksiBy Redaksi21 Oktober 2025Tidak ada komentar6 Mins Read
WhatsApp Facebook Copy Link Telegram Email Tumblr Threads
Plt. Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Jabar, Irma Rahmawati, menjelaskan langkah efisiensi yang diambil akibat pemangkasan dana TKD, di Kantor DPRD Jabar, 20 Oktober 2025. 🖼️ Teks Alt (Alt Text)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghadapi pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp2,458 triliun pada 2026. DPRD Jabar melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk pemotongan fasilitas rapat dan operasional, demi menjaga pelayanan publik tetap optimal.
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email WhatsApp Copy Link

Subang Info – Pemangkasan signifikan terhadap alokasi dana transfer ke daerah (TKD) yang dialokasikan untuk wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2026 telah mendorong badan legislatif provinsi tersebut melakukan penghematan secara besar‑besaran. Angka pengurangan yang mencapai Rp 2,458 triliun memaksa instansi legislatif untuk mengambil langkah‐langkah efisiensi menyeluruh agar tetap bisa menjalankan tugas dan fungsinya tanpa mengorbankan pelayanan publik.

Table of Contents

Toggle
  • Latar Belakang Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah
  • Respon DPRD Jawa Barat: Kebijakan Efisiensi Menyeluruh
  • Dampak Anggaran Sekretariat DPRD Jabar
  • Penyesuaian Kegiatan Kedewanan
  • Efisiensi Sebagai Respons Terhadap Instruksi Pusat
  • Tantangan dan Fokus Pelayanan Publik
  • Aspek Pelaksanaan dan Pengawasan
  • Strategi Efisiensi yang Diterapkan
  • Dampak dan Risiko yang Teridentifikasi
  • Perspektif Masyarakat dan Harapan ke Depan
      • Author: Redaksi

Latar Belakang Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah

Pemerintah pusat menetapkan pemangkasan dana TKD untuk Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 2,458 triliun dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2026. Penurunan ini menjadi beban bagi pemerintah provinsi dan DPRD Jabar dalam menyusun ulang struktur anggaran agar tetap selaras dengan kewajiban pelayanan kepada masyarakat. Sebagaimana disampaikan oleh anggota legislatif, pengurangan ini bisa berdampak langsung pada berbagai program dan kegiatan di tingkat daerah bila tidak diantisipasi.

Respon DPRD Jawa Barat: Kebijakan Efisiensi Menyeluruh

Menghadapi kondisi tersebut, Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat mengambil sejumlah langkah efisiensi yang cukup drastis. Plt. Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Jabar, Irma Rahmawati, menjelaskan bahwa kebijakan efisiensi ini adalah tindak lanjut atas arahan pimpinan DPRD dan Gubernur Jawa Barat. Ia menegaskan bahwa meskipun anggaran menurun, semangat untuk tetap mengutamakan kepentingan masyarakat tidak boleh surut.

Langkah‐langkah efisiensi yang diambil antara lain:

  • Pengurangan anggaran perjalanan dinas, makan‑minum serta biaya operasional seperti listrik, air, dan internet.
  • Penerapan skema kerja dari rumah (work from home/WFH) bagi sebagian pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD sebagai upaya penghematan energi dan operasional kantor. detikcom+1
  • Pemangkasan signifikan pos anggaran fasilitas rapat, kunjungan kerja, dan konsumsi jamuan dalam kegiatan kedewanan.

Dampak Anggaran Sekretariat DPRD Jabar

Irma Rahmawati mengungkapkan bahwa dampak terbesar pemangkasan TKD terasa pada anggaran internal Sekretariat DPRD. Anggaran yang semula sekitar Rp 600 miliar kini dicadangkan hanya sekitar Rp 300 miliar. “Cukup besar memang imbas terhadap anggaran di Sekretariat DPRD ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, anggaran untuk makan‑minum dalam rapat, paripurna dan kunjungan kerja yang pada tahun 2025 mencapai sekitar Rp 9 miliar akan dikurangi drastis untuk tahun 2026, menjadi hanya sekitar Rp 2 miliar. Irma menambahkan bahwa untuk tamu, kemungkinan hanya akan disediakan air putih saja, menggantikan fasilitas jamuan yang sebelumnya disediakan.

Penyesuaian Kegiatan Kedewanan

Meskipun anggaran dipangkas, Irma menegaskan bahwa kegiatan kedewanan seperti reses dan sosialisasi peraturan daerah (sosper) tetap akan dilaksanakan. Ini karena kegiatan tersebut merupakan hak anggota dewan yang diatur dalam undang‐undang dan bagian dari fungsi representasi masyarakat. “Reses tetap dilaksanakan karena itu hak dewan yang tertuang dalam undang‑undang, tapi tidak berjumlah pada audiens.”

Baca Juga : 1000 Peserta dan 30 Industri! Kang Asep Apresiasi Job Fair Polsub 2025 Dorong Lulusan Lokal Terserap Optimal

Namun, pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi anggaran baru, sehingga skalanya bisa lebih kecil, efisiensi diprioritaskan, tanpa mengabaikan fungsi dasar anggaran untuk aspirasi masyarakat.

Efisiensi Sebagai Respons Terhadap Instruksi Pusat

Langkah efisiensi yang dijalankan oleh DPRD Jabar dan Pemprov Jabar ini tidak berdiri sendiri — kebijakan ini sejalan dengan instruksi pusat melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD yang memerintahkan pemerintah, baik pusat maupun daerah, mengefisienkan belanja rutin dan memprioritaskan pelayanan dasar masyarakat.

Sebagai contoh, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan bahwa anggaran belanja yang tidak produktif akan dialihkan ke program yang lebih berdampak langsung ke masyarakat. Ia menyebut bahwa efisiensi ini bukan sekadar pemotongan, melainkan pembelokan sumber daya agar lebih bermanfaat.

Tantangan dan Fokus Pelayanan Publik

Walaupun anggaran mengalami penurunan cukup tajam, DPRD Jabar dan Pemprov Jabar menegaskan bahwa pelayanan publik dan aspirasi masyarakat tetap menjadi fokus utama. Irma Rahmawati menyatakan bahwa pengurangan anggaran sebaiknya tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap aspirasi masyarakat dan dukungan terhadap kemajuan pembangunan.

Sementara itu, dalam konteks provinsi Jawa Barat secara keseluruhan, Gubernur Dedi Mulyadi menyebutkan bahwa dana hasil efisiensi akan dialihkan ke program prioritas seperti infrastruktur jalan, ruang kelas baru, dan elektrifikasi wilayah yang belum terlayani listrik. Contohnya, alokasi infrastruktur jalan meningkat dari Rp 700 miliar menjadi Rp 2,4 triliun.

Aspek Pelaksanaan dan Pengawasan

Efisiensi anggaran di Jawa Barat juga mendapat pengawasan dari lembaga pengawas seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Gubernur Dedi Mulyadi melakukan kunjungan ke KPK untuk berdiskusi tentang pencegahan korupsi dalam pengelolaan efisiensi anggaran. Ia menegaskan bahwa efisiensi harus dilakukan sesuai dengan regulasi dan diawasi pelaksanaannya.

DPRD Jabar melalui salah satu komisinya juga menyoroti pentingnya agar program‐program prioritas tidak terkena imbas pemotongan secara drastis tanpa evaluasi manfaat.

Strategi Efisiensi yang Diterapkan

Beberapa strategi konkret yang dijalankan oleh DPRD dan Pemprov Jabar antara lain:

  • Penerapan sistem WFH (work from home) bagi sebagian pegawai untuk menurunkan biaya listrik, air, dan internet.
  • Penggunaan energi alternatif seperti panel surya untuk mengurangi biaya listrik gedung legislatif.
  • Pembatasan belanja perjalanan dinas, seminar, dan studi banding yang dianggap kurang produktif. Gubernur menyebut bahwa biaya perjalanan dinas bisa dipotong hingga 75%.
  • Pemangkasan belanja jamuan rapat dan kunjungan kerja — dari Rp 11 miliar menjadi sekitar Rp 2 miliar untuk tahun 2026 dalam lingkup tertentu.
  • Fokus alokasi anggaran ke belanja yang langsung menyentuh masyarakat seperti pembangunan infrastruktur dan layanan dasar.

Dampak dan Risiko yang Teridentifikasi

Meski langkah‐langkah efisiensi ini dipandang perlu, terdapat beberapa risiko dan tantangan yang harus diwaspadai:

  • Potensi pelayanan publik yang melambat bila efisiensi dilakukan tanpa penyusunan ulang yang matang atau analisis dampak yang memadai. Ini disoroti oleh anggota DPRD Jabar Sugianto Nangolah yang meminta agar efisiensi dilakukan secara terukur dan tidak mengorbankan pelayanan dasar masyarakat.
  • Risiko bahwa program‐program yang menyentuh masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dapat terkendala jika alokasi anggaran terlalu banyak untuk efisiensi pemotongan.
  • Tantangan koordinasi antara pemprov dan daerah kabupaten/kota dalam menyusun ulang anggaran agar sesuai dengan target efisiensi tanpa mengurangi efektivitas layanan. Sebagai contoh, di Kota Tasikmalaya pemotongan TKD mencapai Rp 219 miliar atau sekitar 18,5% dari alokasi biasa, sehingga pemerintah kota mempertimbangkan WFH dan strategi efisiensi lainnya.

Perspektif Masyarakat dan Harapan ke Depan

Bagi masyarakat Jawa Barat, pemangkasan TKD dan langkah efisiensi ini bisa dilihat sebagai ujian bagi pemerintahan daerah dalam menjaga kualitas pelayanan publik di tengah keterbatasan anggaran. Harapan utama adalah bahwa meskipun anggaran menurun, aspirasi masyarakat tetap tersalurkan dan pembangunan tetap berjalan.

Irma Rahmawati menyatakan bahwa semangat DPRD Jabar untuk menyalurkan aspirasi masyarakat tidak boleh surut. “Pengurangan anggaran itu seharusnya tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap aspirasi masyarakat dan dukungan terhadap kemajuan pembangunan.”

Sementara itu, kebijakan ini juga memberi sinyal bahwa pemerintah daerah harus semakin efisien dalam pengelolaan anggaran, menghindari belanja yang bersifat konsumtif atau seremonial, dan lebih berorientasi pada hasil yang nyata bagi masyarakat.

Pemangkasan dana TKD sebesar Rp 2,458 triliun untuk Provinsi Jawa Barat di tahun anggaran 2026 telah memicu langkah‐langkah efisiensi yang cukup luas di lingkungan DPRD Provinsi Jawa Barat. Dari pengurangan anggaran operasional, penerapan WFH, penggunaan energi alternatif, hingga pembatasan fasilitas jamuan kegiatan dewan — semua dilakukan agar tujuan pelayanan publik tetap bisa dijalankan. Meskipun anggaran menurun drastis, komitmen untuk menjaga fungsi representasi dan aspirasi masyarakat tetap menjadi fokus utama.

Ke depan, tantangan terletak pada bagaimana pemerintah provinsi dan daerah mengarahkan sisa anggaran agar benar‐benar memberikan manfaat maksimal, serta bagaimana menjaga efektivitas layanan publik agar tidak terdampak negatif dari pemangkasan anggaran tersebut. Koordinasi, transparansi, dan pengawasan menjadi kunci agar efisiensi bukan sekadar pemotongan, tetapi perubahan sistem yang produktif dan berdampak positif bagi masyarakat.

Redaksi
Author: Redaksi

Redaksi Subang Info

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Redaksi
  • Website

Redaksi Subang Info

Related Posts

DPRD Jabar Dukung Program Gubernur Dedi Mulyadi Revitalisasi Lapangan Olahraga di Desa

28 Oktober 2025

Ketua Komisi II DPRD Jabar Dorong Penguatan Lembaga Keuangan untuk Nelayan Cirebon dan Indramayu

28 Oktober 2025

Zaini Shofari Dorong Santri Adaptif di Era Digital, Pemerintah Diminta Perhatikan Pesantren Secara Serius

22 Oktober 2025

AMPG Laporkan Akun Medsos yang Diduga Hina Bahlil Lahadalia ke Polda Metro Jaya

21 Oktober 2025

Zaini Shofari Ingatkan BGN Perketat Pengawasan Dapur MBG Demi Cegah Keracunan Massal

19 Oktober 2025

DPRD Jabar Setujui Penyertaan Modal Rp150 Miliar untuk Pengembangan Bandara Kertajati

14 Oktober 2025
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Don't Miss
Kesehatan

dr. Maxi Tetap buka Praktik, Lihat Jadwalnya

28 Oktober 2025

Subang – Sosok dokter dermawan asal Kabupaten Subang, dr. Maxi, S.H., M.H.Kes., memastikan dirinya tetap…

Peringatan Sumpah Pemuda ke-97: Bupati Kang Rey Ajak Pemuda Subang Terus Bergerak dan Kobarkan Semangat Persatuan

28 Oktober 2025

DPRD Jabar Dukung Program Gubernur Dedi Mulyadi Revitalisasi Lapangan Olahraga di Desa

28 Oktober 2025

Ketua Komisi II DPRD Jabar Dorong Penguatan Lembaga Keuangan untuk Nelayan Cirebon dan Indramayu

28 Oktober 2025
Our Picks
Stay In Touch
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram
  • YouTube
  • Vimeo

Subscribe to Updates

Facebook Instagram TikTok
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman media
© 2025 subanginfo.id

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.